PENILAIAN AUTENTIK DALAM KURIKULUM 2013
I.
PENDAHULUAN
Dalam
pendidikan, asesmen seharusnya didasarkan pada pengetahuan kita tentang belajar
dan tentang bagaimana kompetensi berkembang dalam materi pelajaran yang kita
ajarkan. Hal ini merupakan kebutuhan yang sangat jelas untuk membuat suatu
asesmen dimana pendidik dapat mempergunakannya untuk meningkatkan kegiatan
pendidikan dan mengawasi hasil belajar dan mengajar yang kompleks.
Dari
beberapa penelitian ditemukan bahwa para guru mengajar untuk memberikan
keterampilan pada siswa untuk belajar dan mempraktekkan bagaimana
mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilannya untuk tujuan yang nyata dan
jelas. Penilaian kinerja yang berkisar dari jawaban yang relative pendek sampai
pada proyek jangka panjang yang meminta para siswa untuk memperagakan hasil kerjanya,
dan hal ini membutuhkan peran serta pemikiran tingkat tinggi siswa untuk
menyatukan beberapa keterampilan yang berbeda-beda.
Dalam suatu
sistem penilaian yang lengkap, bagaimana-pun semestinya terdapat keseimbangan
antara penilaian kinerja yang lebih pendek dan juga lebih panjang. Asesmen
dapat digunakan untuk melihat keberhasilan KBM yang dilakukan sebagai acuan
dalam membuat kegiatan/program baru dalam rangka mengembangkan keterampilan dan
pengetahuan para siswa dan juga para guru, juga sebagai bahan petimbangan dalam
membuat suatu kebijakan-kebijakan. Penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh
pendidik dan satuan pendidikan merupakan penilaian internal (internal
assessment), sedangkan penilaian yang
diselenggarakan oleh pemerintah merupakan penilaian eksternal (external
assessment).
Penilaian
kelas merupakan penilaian internal yang dilaksanakan oleh pendidik dalam hal
ini guru di kelas atas nama satuan pendidikan untuk menilai kompetensi peserta
didik pada saat dan akhir pembelajaran. Sistem penilaian hasil belajar yang
diterapkan dalam kurikulum sekolah adalah sistem penilaian otentik atau lebih
dikenal dengan nama asesmen otentik. Penilaian otentik ini harus dipahami
secara mendalam oleh guru-guru mengingat bahwa setiap pengukuran kompetensi peserta
didik tidak cukup hanya dengan tes objektif saja, karena tes tersebut tidak
dapat menunjukkan seluruh kompetensi yang dikuasai siswa. Penilaian otentik
merupakan penilaian yang secara langsung bermakna, dalam arti bahwa apa yang
dinilai adalah merupakan sesuatu yang benar-benar diperlukan siswa dalam
kehidupan nyata sehari-hari.[1]
II. RUMUSAN
MASALAH
A. Apa
pengertian penilaian Autentik ?
B. Apa
jenis-jenis penilaian Autentik ?
C. Bagaimana
cara menyusun dan mengembangkan alat evalusai PAK (Psikomotorik, Afektif dan
Kognitif) ?
III. PEMBAHASAN
A. Pengertian Penilaian Autentik
Penilaian
atau asesmen hasil belajar oleh pendidik dimaksudkan untuk mengukur kompetensi
atau kemampuan tertentu terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan dalam
kegiatan pembelajaran, sedangkan penilaian untuk mengetahui sikap digunakan
teknik notes. Jenis penilaian tes dapat berupa tes tertulis, tes lisan, tes
kinerja/tes praktik, sedangkan notes berupa observasi dan penugasan, baik
perorangan maupun kelompok dapat berbentuk tugas rumah dan/atau proyek, produk,
portofolio dan penilaian afektif. Sedangkan teknik penilaian tidak lepas dari
jenis instrument yang digunakan dan aspek yang dinilai dalam rangka
mengumpulkan informasi kemajuan belajar peserta didik, baik yang berhubungan
dengan proses belajar maupun hasil belajar, sesuai dengan kompetensi yang harus
dikuasai.
Asesemen
autentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar
peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Istilah
asesemen merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau
evaluasi. Istilah autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid,
atau reliable. Ketika menerapkan asesemen autentik untuk mengetahui
hasil dari prestasi belajar peserta didik, guru menerapkan criteria yang berkaitan
dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan mencoba, dan nilai
prestasi luar sekolah.
Asesemen
autentik adalah asesemen yang melibatkan siswa di dalam tugas-tugas autentik
yang bermanfaat, penting, dan bermakna. Menurut Hibbart, berbagai tipe asesemen
autentik adalah : (1) asesemen kinerja, (2) observasi dan pertanyaan, (3)
presentasi dan diskusi, (4) proyek dan investigasi, (5) portofolio dan jurnal.
Penilaian
autentik bertujuan mengevaluasi kemampuan siswa dalam konteks dunia nyata. Dengan
kata lain, siswa belajar bagaimana mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan
ke dalam tugas-tugas yang autentik. Melalui penilaian autentik ini, diharapkan
berbagai informasi yang abash/benar dan akurat dapat terjaring berkaitan dengan
apa yang benar-benar diketahui dan dapat dilakukan oleh siswa.
Penilaian
nyata (authentic assessement) menilai pengetahuan dan keterampilan (performance)
yang diperoleh siswa. Penilaian tidak hanya guru, tetapi bisa juga teman lain
atau orang lain. Karakteristik penilaian nyata (authentic assessment)
sebagai berikut[2] :
a. Dilaksanakan
selama dan sesudah prses pembelajaran berlangsung
b. Bisa
digunakan untuk formatif atau sumatif
c. Yang
diukur keterampilan dan performansi, bukn mengingat fakta
d. Berkesinambungan
e. Terintegrasi,
dan dapat digunakan sebagai feedback
Prinsip yang harus diterapkan dalam
penilaian autentik adalah sebagai berikut:
a. Penilaian
autentik mengacu pada ketercapaian standar nasional (didasarkan pada
indikator).
b. Penilaian
autentik harus menyeimbangkan tiga ranah. Penilaian yang dilakukan cukup member
cakupan terhadap aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan
keterampilan (psikomotor) secara seimbang.
Asesemen autentik memiliki relevansi
kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan
Kurikulum 2013, karena penilaian/asesemen semacam ini mampu menggambarkan
peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi,
menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. Asesemen autentik
cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan
peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih
autentik. Karenanya, asesemen autentik sangat relevan dengan pendekatan tematik
terpadu dalam pembelajaran, khususnya jenjang sekolah dasar atau untuk mata
pelajaran yang sesuai.
Berbagai metode dan instrument, baik
formal maupun nonformal digunakan dalam penilaian untuk mengumpulkan informasi.
Informasi yang dikumpulkan menyangkut semua perubahan yang terjadi, baik secara
kualitatif maupun kuantitatif. Penilaian dapat dilakukan selama pembelajaran
berlangsung (penilaian proses) dan setelah pembelajaran usai dilaksanakan
(penilaian hasil/produk).
-
Penilaian
informal, bisa berupa komentar-komentar guru yang
diberikan/diucapkan selama proses pembelajaran.
-
Penilaian proses
formal, merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang
dirancang untuk mengidentifikasi dan merekam pengetahuan dan keterampilan
peserta didik.
Asesemen autentik terdiri atas berbagai
teknik penilaian. Pertama, pengukuran langsung keterampilan peserta
didik yang berhubungan dengan hasil jangka panjang pendidikan, seperti
kesuksesan di tempat kerja. Kedua, penilaian atas tugas-tugas yang
memerlukan keterlibatan yang luas dan kinerja yang kompleks. Ketiga,
analisis proses yang digunakan untuk menghasikan respons peserta didik atas
perolehan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang ada.[3]
B. jenis-jenis Penilaian Autentik
Jenis-jenis
penilaian autentik terdiri atas : penilaian kinerja, evaluasi diri, esai,
proyek dan portofolio.[4]
1. Penilaian
kinerja
Asesmen kinerja adalah suatu prosedur yang menggunakan berbagai bentuk
tugas-tugas untuk memperoleh informasi tentang apa dan sejauhmana yang telah
dilakukan dalam suatu program (Dantes, 2008).
Pemantauan didasarkan pada kinerja (performance)
yang ditunjukkan dalam menyelesaikan suatu tugas atau permasalahan yang
diberikan. Hasil yang diperoleh merupakan suatu hasil dari unjuk kerja
tersebut.
Asesmen kinerja adalah penelusuran produk dalam proses. Artinya,
hasil-hasil kerja yang ditunjukkan dalam proses pelaksanaan program itu
digunakan sebagai basis untuk dilakukan suatu pemantauan mengenai perkembangan
dari satu pencapaian program tersebut.
Terdapat
tiga komponen utama dalam asesmen kinerja, yaitu tugas kinerja (performance task), rubrik performansi (performance rubrics), dan cara penilaian
(scoring guide). Tugas kinerja adalah
suatu tugas yang berisi topik, standar tugas, deskripsi tugas, dan kondisi
penyelesaian tugas. Rubrik performansi merupakan suatu rubrik yang berisi
komponen-komponen suatu performansi ideal, dan deskriptor dari setiap komponen
tersebut. Cara penilaian kinerja ada tiga, yaitu (1) holistic scoring,
yaitu pemberian skor berdasarkan impresi penilai secara umum terhadap kualitas
performansi; (2) analytic scoring, yaitu pemberian skor terhadap
aspek-aspek yang berkontribusi terhadap suatu performansi; dan (3) primary
traits scoring, yaitu pemberian skor berdasarkan beberapa unsur dominan
dari suatu performansi.
2. Evaluasi
diri
Evaluasi diri adalah suatu cara untuk melihat kedalam diri sendiri.
Melalui evaluasi diri peserta didik dapat melihat kelebihan maupun
kekurangannya, untuk selanjutnya kekurangan ini menjadi tujuan perbaikan (improvement
goal). Dengan demikian, peserta didik lebih bertanggungjawab terhadap
proses dan pencapaian tujuan belajarnya (Rolheiser dan Ross, Dalam Dantes,
2008).
Rolheiser
dan Ross (Dalam Dantes, 2008) mengajukan suatu model teoretik untuk menunjukkan
kontribusi evaluasi diri terhadap pencapaian tujuan. Model tersebut menekankan
bahwa, ketika mengevaluasi sendiri performansinya, peserta didik terdorong
untuk menetapkan tujuan yang lebih tinggi (goals).
Untuk itu, peserta didik harus melakukan usaha yang lebih keras (effort). Kombinasi dari goals dan effort ini menentukan prestasi (achievement);
selanjutnya prestasi ini berakibat pada penilaian terhadap diri (self-judgment) melalui kontemplasi
seperti pertanyaan, ‘Apakah tujuanku telah tercapai’? Akibatnya timbul reaksi (self-reaction) seperti ‘Apa yang aku
rasakan dari prestasi ini?’[5]
Evaluasi
diri adalah suatu unsur metakognisi yang sangat berperan dalam proses belajar.
Oleh karena itu, agar evaluasi dapat berjalan dengan efektif, ada empat langkah
dalam berlatih melakukan evaluasi diri, yaitu: (1) libatkan semua komponen
dalam menentukan kriteria penilaian, (2) pastikan semua peserta didik tahu
bagaimana caranya menggunakan kriteria tersebut untuk menilai kinerjanya, (3)
berikan umpan balik pada mereka berdasarkan hasil evaluasi dirinya, dan (4)
arahkan mereka untuk mengembangkan sendiri tujuan dan rencana kerja berikutnya.
Untuk
langkah pertama, yaitu menentukan kriteria penilaian. Guru mengajak peserta
didik bersama-sama menetapkan kriteria penilaian. Pertemuan dalam bentuk
sosialisasi tujuan pembelajaran dan curah pendapat sangat tepat dilakukan.
Kriteria ini dilengkapi dengan bagaimana cara mencapainya. Dengan kata lain,
kriteria penilaian adalah produknya, sedangkan proses mencapai kriteria
tersebut dipantau dengan menggunakan ceklis evaluasi diri. Cara mengembangkan
kriteria penilaian sama dengan mengembangkan rubrik penilaian dalam asesmen
kinerja. Ceklis evaluasi diri dikembangkan berdasarkan hakikat tujuan tersebut
dan bagaimana mencapainya.
3. Esai
(Tes) esai
menghendaki peserta didik untuk mengorganisasikan, merumuskan, dan mengemukakan
sendiri jawabannya. Ini berarti peserta didik tidak memilih jawaban, akan
tetapi memberikan jawaban dengan kata-katanya sendiri secara bebas.
Tes esai
dapat digolongkan menjadi dua bentuk, yaitu tes esai jawaban terbuka (extended-response)
dan jawaban terbatas (restricted-response) dan hal ini tergantung pada
kebebasan yang diberikan kepada peserta didik untuk mengorganisasikan atau
menyusun ide-idenya dan menuliskan jawabannya. Pada tes esai bentuk jawaban
terbuka atau jawaban luas, peserta didik mendemonstrasikan kecakapannya untuk:
(1) menyebutkan pengetahuan faktual, (2) menilai pengetahuan faktualnya, (3)
menyusun ide-idenya, dan (4) mengemukakan idenya secara logis dan koheren.
Sedangkan pada tes esai jawaban terbatas atau terstruktur, peserta didik lebih
dibatasi pada bentuk dan ruang lingkup jawabannya, karena secara khusus
dinyatakan konteks jawaban yang harus diberikan oleh peserta didik. Esai
terbuka/tak terstruktur merupakan bentuk asesmen otentik.
Tes esai
memiliki potensi untuk mengukur hasil belajar pada tingkatan yang lebih tinggi
atau kompleks. Butir tes esai memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
menyusun, menganalisis, dan mensintesiskan ide-ide, dan peserta didik harus
mengembangkan sendiri buah pikirannya serta menuliskannya dalam bentuk yang
tersusun atau terorganisasi. Kelemahan esai adalah berkaitan dengan penskoran.
Ketidakkonsistenan pembaca merupakan penyebab kurang objektifnya dalam
memberikan skor dan terbatasnya reliabilitas tes.
4. Penilaian
proyek
Penilaian
proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas
yang harus diselesaikan olehpeserta didik menurut periode / waktu tertentu. penyelesaian tugas di maksud berupa
investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data.
Dengan demikian, penilaian proyek bersentuhan dengan aspek pemahaman,
mengaplikasikan, penyelidikan, dan lain-lain.
Selama
mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik memperoleh kesempatan
untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan dan pengetahuannya. Karena itu, pada
setiap penilaian proyek, setidaknya ada tiga hal yang memerlukan perhatian
khusus dari guru, yaitu:
a. Keterampilan
peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data, mengolah dan
menganalisis, memberi makna atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.
b. Kesesuaian
atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap, keterampilan,
pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik.
c. Orijinalitas
atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilakn oleh
peserta didik.
Penilaian
proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, dan produk proyek. Dalam kaitan
ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru meliputi penyusunan
rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan data, analisis data, dan
penyiapkan laporan. Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen daftar cek,
skala penilaian, atau narasi. Laporan penilaian dapat dituangkan dalam bentuk
poster atau tertulis.
Produk
akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan penilaian khusus. Penilaian
produk dari sebuah proyek dimaksudkan untuk menilai kualitas dan bentuk hasil
akhir secara holistik dan analitik. Penilaian produk dimaksud meliputi
penilaian atas kemampuan peser
ta
didik menghasilkan produk. Penilaian secara analitik merujuk pada semua
kriteria yang harus dipenuhi untuk menghasilkan produk tertentu. penilaian
secara holistik merujuk pada apresiasi atau kesan secara keseluruhan atas
produk yang dihasilkan.
5. Penilaian
portofolio
Penilaian
portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan
dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa
berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perseorangan atau diproduksi
secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dievaluasi berdasarkan
beberapa dimensi.
Penilaian
portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan
informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode
tertentu. informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses
pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau informasi
lain yang relevan dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dituntut
oleh topik atau mata pelajaran tertentu.
Fokus
penilaian portofolio adalah kumpulan karya peserta didik secara individu
kelompok pada satu periode pembelajaran tertentu. penilaian tterutama dilakukan
oleh guru, meski dapat juga oleh peserta didik sendiri.[6]
Melalui
penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atas kemajuan belajar
peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun atau membuat
karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto , lukisan, resensi
buku/literatur, laporan penelitian, sinopsis dll. Atas dasar penilaian itu,
guru dan / atau peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai tuntutan
pembelajaran.
Penilaian
portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti berikut ini:
-
Guru menjelaskan
secara ringkas esensi penilaian portofolio
-
Guru atau guru
bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat.
-
Peserta didik,
baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau dibawah bimbingan guru menyusun
portofolio pembelajaran.
-
Guru menghimpun
dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai, disertai
catatan tanggal pengumpulannya
-
Guru menilai
portofolio pserta didik dengan kriteria tertentu.
-
Jika
memungkinkan, guru bersama peserat didik membahas bersama dokumen portofolio
yang dihasilkan.
-
Guru memberi
umpan balik pada peserta didik atas hasil penilaian portofolio.[7]
C. Cara
menyusun dan mengembangkan alat evalusai PAK (Psikomotorik, Afektif dan
Kognitif)
Prosedur
penilaian
Ada beberapa langkah yang dapat
dijadikan pegangan dalam melaksanakan proses penilaian hasil belajar, yaitu:
1. Merumuskan
atau mempertegas tujuan-tujuan pengajaran. Mengingat fungsi penilaian hasil
belajar adalah mengukur tercapai tidaknya tujuan pengajaran, maka perlu
dilakukan upaya mempertegas tujuan pengajaran sehingga dapat memberikan arah
terhadap penyusunan alat-alat penilaian.
2. Mengkaji
kembali materi pengajaran berdasarkan kurikulum dan silabus mata pelajaran. Hal
ini penting mengingat isi tes atau pertanyaan penilaian berkenaan dengan bahan
pengajaran yang diberikan. Penguasaan materi pengajaran sesuai dengan
tujuan-tujuan pengajaran merupakan isi dan sasaran penilaian hasil belajar.
3. Menyususn
alat-alat penilaian, baik tes maupun non tes, yang cocok digunakan dalam menilai jenis-jenis
tingkah laku yang tergambar dalam tujuan pengajaran. Dalam penyusunan alat
penilaian hendaknya diperhatikan kaidah-kaidah penulisan soal.
4. Menggunakan
hasil-hasil penilaian sesuai dengan tujuan penilaian tersebut,yakni untuk
kepentingan pendeskripsian kemampuan siswa-siswi, kepentingan perbaikan
pengajaran, kepentingan bimbingan belajar, maupun kepentingan laporan
pertanggungjawaban pendidikan.
Daftar Cek (chek-list)
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan denagn menggunakan daftar
cek (ya-tidak). Penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek, peserta
didik mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati
oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai. [8]
Contoh daftar ceklist
untuk penilaian penguasaan rukun sholat
Nama : Ziahrial Falah
Mata pelajaran : Fiqh
Kelas/semester : III (tiga)/I
Standar kompetensi : 4. Melaksanakan shalat dengan tertib
Kompetensi
dasar : 4.2 Menampilkan
keserasian gerakan dengan bacaan shalat
Indikator : 4.2.1Memeragakan
gerakan-gerakan shalat
4.2.2
Membaca lafal/bacaan dalam setiap gerakan shalat
Materi pokok : Shalat
No
|
Rukun Sholat
|
Kategori penilaian
|
|||
baik
|
cukup
|
Kurang
|
|||
1
|
Lafal niat
|
|
|
|
|
2
|
Sikap berdiri
|
|
|
|
|
3
|
Takbirotul ikhrom
|
|
|
|
|
4
|
Membaca surat al-fatihah
|
|
|
|
|
5
|
Ruku’ dan tuma’ninah
|
|
|
|
|
6
|
I’tidal dan tuma’ninah
|
|
|
|
|
7
|
Sujud dua kali dan tuma’ninah
|
|
|
|
|
8
|
Duduk diantara dua sujud
|
|
|
|
|
9
|
Duduk akhir
|
|
|
|
|
10
|
Membaca tasyahud akhir
|
|
|
|
|
11
|
Membaca sholawat nabi
|
|
|
|
|
12
|
Membaca salam
|
|
|
|
|
13
|
Menertibkan rukun
|
|
|
|
|
Penilaian Sikap
Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait
dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai
ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang.
Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: afektif, kognitif dan
konatif. Secara umum objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran
berbagai mata pelajaran adalah sebagai berikut:
1. Sikap
terhadap materi pelajaran
2. Sikap
terhadap guru/pengajar
3. Sikap
terhadap proses pembelajaran
4. Sikap
berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi
pelajaran.
Penilaian sikap dapat
dilakukan dengan bebrapa cara atau teknik. Teknik-tekink tersebut antara lain :
observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi. Berikut salah
satu contoh dari obervasi perilaku:[9]
Contoh format penilaian
sikap dalam praktek ipa
Mata pelajaran : IPA
Kelas / semester : III (Tiga) / I
Kompetensi
dasar : 3.1 mengenal
bagian-bagian utama hewan dan tumbuhan
disekitar rumah dan sekolah melalui pengamatan
Indikator : 3.1.1 menjelaskan
ciri-ciri hewan dan tumbuhan
3.1.2
menjelaskan
kebutuhan hewa dan tumbuhan
Materi pokok : pengamatan hewan dan
tumbuhan
NO
|
Nama
|
Perilaku
|
Nilai
|
Keterangan
|
|||
Bekerja sama
|
berinisiatif
|
Penuh perhatian
|
Bekerja sistematis
|
||||
1.
2.
3.
|
Asnia
Ratna
Prayit
|
|
|
|
|
|
|
Catatan:
a. kolom
perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut
1. =
sangat kurang
2. =
kurang
3. =
sedang
4. =
baik
5. =
amat baik
b. Nalai
merupakan jumlah dari skor-skor tiap indikator perilaku
c. Keterangan di isi dengan kriteria berikut:
1. Nilai
18-20 berarti amat baik
2. Nilai
14-17 berarti baik
3. Nilai
10-13 berarti sedang
4. Nilai
6-9 berarti kurang
5. Nilai
0-5 berarti sangat kurang
Penilaian tertulis
Tes
tertulis meruapakan dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik
dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal, peserta didik tidak selalu merespon
dalam betuk menulis jawaban, tetapi
dapat juga dalam bentuk yang lain, seperti memberi tanda, mewarnai,
menggambar, dan lain sebagainya.
Penilaian
autentik muncul dari ketidak puasan terhadaptes tertulis yang lazim di
laksanakan pada era sebelumnya, penilaian tertulis atas hasil pembelajaran
tetap lazim dilakukan. tes tertulis terdiri atas memilih atau mensuplai jawaban
dan uraian. Pilihan benar salah, ya-tidak, menjodohkan, dan sebab akibat. [10]
Soal
tes betuk pilihan ganda dapat digunakan untuk mengkur hasil belajar yang lebih
kompleks dan berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi, analisis,
sintesis, dan evaluasi.[11]
Berikut contoh
format penilaian kogintif dengan bentuk esai: [12]
Mata
Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Kelas/
Semester :
V / 2.
Kompetensi Dasar
:
3.1 Mendiskripsikan Pengertian Organisasi
Indikator :
3.1.1 Menjelaskan pengertian
organisasi.
3.1.2 Menjelaskan pentingnya organisasi
3.1.3 Menyebutkan ciri-ciri organisasi
Tes Formatif
KD3.1
1. Mengapa manusia membutuhkan manusia lain ?
2. Apakah yang dimaksud dengan organisasi ?
3. Sebutkan 3 ciri organisasi ?
4. Sebutkan 3 macam organisasi yang ada
disekolahmu?
5. Mengapa kelas bias disebut sebagai sebuah
organisasi ?
6. Apa manfaat berorganisasi ?
7. Organisasi apakah yang paling dekat dengan
kita ?
8. Apa tujuan berorganisasi ?
9. Siapakah yang memilih pengurus organisasi ?
10. Siapakah
yang mengurus keuangan sebuah organisasi ?
IV. KESIMPULAN
Asesemen
autentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar
peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Penilaian
autentik bertujuan mengevaluasi kemampuan siswa dalam konteks dunia nyata.
Jenis-jenis
penilaian autentik terdiri atas : penilaian kinerja, evaluasi diri, esai,
proyek dan portofolio
V. PENUTUP
Demikianlah makalah yang
kami buat, tentu saja tidak luput dari kesalahan dan kekeliruan dari makalah
ini. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun dari kawan-kawan semua sangat
kami harapkan. Semoga makalah ini bermanfat bagi kita. Amin
[1] http://iputusuardita.blogspot.com/2014/01/makalah-asesmen-autentik.html, di akses pada tanggal 31 oktober 2014 pukul
10:17WIB
[2] Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif berorientasi
kontruktivistik, 2009, hlm 119.
[3] M. Hosnan, pendekatan
saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran abad 21, (Bogor : Ghalia
Indonesia, 2014), hal 388-392
[4] Daryanto, Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013, (Yogyakarta:
Gava Media, 2014), hal 115
[5] http://iputusuardita.blogspot.com/2014/01/makalah-asesmen-autentik.html, di akses pada tanggal 31 oktober 2014 pukul
10:17WIB
[6] Daryanto, Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013, (Yogyakarta:
Gava Media, 2014), hal 120-121
[10] M. Hosnan, pendekatan
saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran abad 21, (Bogor : Ghalia
Indonesia, 2014), hal 411
[11] Zaenal Arifin, Evaluasi pembelajaran, (Bandung:
PT Remaja rosdakarya, 2009), hal 138
[12] http://yafetparaisu.blogspot.com/2013/02/rpp-pkn-kelas-5.html,
dikases pada tanggal 31 oktboer 2014
0 komentar:
Posting Komentar