Senin, 01 Desember 2014

PENILAIAN AUTENTIK DALAM KURIKULUM 2013




 PENILAIAN AUTENTIK DALAM KURIKULUM 2013

I.         PENDAHULUAN
Dalam pendidikan, asesmen seharusnya didasarkan pada pengetahuan kita tentang belajar dan tentang bagaimana kompetensi berkembang dalam materi pelajaran yang kita ajarkan. Hal ini merupakan kebutuhan yang sangat jelas untuk membuat suatu asesmen dimana pendidik dapat mempergunakannya untuk meningkatkan kegiatan pendidikan dan mengawasi hasil belajar dan mengajar yang kompleks.
Dari beberapa penelitian ditemukan bahwa para guru mengajar untuk memberikan keterampilan pada siswa untuk belajar dan mempraktekkan bagaimana mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilannya untuk tujuan yang nyata dan jelas. Penilaian kinerja yang berkisar dari jawaban yang relative pendek sampai pada proyek jangka panjang yang meminta para siswa untuk memperagakan hasil kerjanya, dan hal ini membutuhkan peran serta pemikiran tingkat tinggi siswa untuk menyatukan beberapa keterampilan yang berbeda-beda.
Dalam suatu sistem penilaian yang lengkap, bagaimana-pun semestinya terdapat keseimbangan antara penilaian kinerja yang lebih pendek dan juga lebih panjang. Asesmen dapat digunakan untuk melihat keberhasilan KBM yang dilakukan sebagai acuan dalam membuat kegiatan/program baru dalam rangka mengembangkan keterampilan dan pengetahuan para siswa dan juga para guru, juga sebagai bahan petimbangan dalam membuat suatu kebijakan-kebijakan. Penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh pendidik dan satuan pendidikan merupakan penilaian internal (internal assessment), sedangkan penilaian yang diselenggarakan oleh pemerintah merupakan penilaian eksternal (external assessment).
Penilaian kelas merupakan penilaian internal yang dilaksanakan oleh pendidik dalam hal ini guru di kelas atas nama satuan pendidikan untuk menilai kompetensi peserta didik pada saat dan akhir pembelajaran. Sistem penilaian hasil belajar yang diterapkan dalam kurikulum sekolah adalah sistem penilaian otentik atau lebih dikenal dengan nama asesmen otentik. Penilaian otentik ini harus dipahami secara mendalam oleh guru-guru mengingat bahwa setiap pengukuran kompetensi peserta didik tidak cukup hanya dengan tes objektif saja, karena tes tersebut tidak dapat menunjukkan seluruh kompetensi yang dikuasai siswa. Penilaian otentik merupakan penilaian yang secara langsung bermakna, dalam arti bahwa apa yang dinilai adalah merupakan sesuatu yang benar-benar diperlukan siswa dalam kehidupan nyata sehari-hari.[1]

II.      RUMUSAN MASALAH
A.  Apa pengertian penilaian Autentik ?
B.  Apa jenis-jenis penilaian Autentik ?
C.  Bagaimana cara menyusun dan mengembangkan alat evalusai PAK (Psikomotorik, Afektif dan Kognitif) ?

III.   PEMBAHASAN
A.   Pengertian Penilaian Autentik
Penilaian atau asesmen hasil belajar oleh pendidik dimaksudkan untuk mengukur kompetensi atau kemampuan tertentu terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan penilaian untuk mengetahui sikap digunakan teknik notes. Jenis penilaian tes dapat berupa tes tertulis, tes lisan, tes kinerja/tes praktik, sedangkan notes berupa observasi dan penugasan, baik perorangan maupun kelompok dapat berbentuk tugas rumah dan/atau proyek, produk, portofolio dan penilaian afektif. Sedangkan teknik penilaian tidak lepas dari jenis instrument yang digunakan dan aspek yang dinilai dalam rangka mengumpulkan informasi kemajuan belajar peserta didik, baik yang berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar, sesuai dengan kompetensi yang harus dikuasai.
Asesemen autentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Istilah asesemen merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau evaluasi. Istilah autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliable. Ketika menerapkan asesemen autentik untuk mengetahui hasil dari prestasi belajar peserta didik, guru menerapkan criteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah.
Asesemen autentik adalah asesemen yang melibatkan siswa di dalam tugas-tugas autentik yang bermanfaat, penting, dan bermakna. Menurut Hibbart, berbagai tipe asesemen autentik adalah : (1) asesemen kinerja, (2) observasi dan pertanyaan, (3) presentasi dan diskusi, (4) proyek dan investigasi, (5) portofolio dan jurnal.
Penilaian autentik bertujuan mengevaluasi kemampuan siswa dalam konteks dunia nyata. Dengan kata lain, siswa belajar bagaimana mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan ke dalam tugas-tugas yang autentik. Melalui penilaian autentik ini, diharapkan berbagai informasi yang abash/benar dan akurat dapat terjaring berkaitan dengan apa yang benar-benar diketahui dan dapat dilakukan oleh siswa.
Penilaian nyata (authentic assessement) menilai pengetahuan dan keterampilan (performance) yang diperoleh siswa. Penilaian tidak hanya guru, tetapi bisa juga teman lain atau orang lain. Karakteristik penilaian nyata (authentic assessment) sebagai berikut[2] :
a.    Dilaksanakan selama dan sesudah prses pembelajaran berlangsung
b.    Bisa digunakan untuk formatif atau sumatif
c.    Yang diukur keterampilan dan performansi, bukn mengingat fakta
d.   Berkesinambungan
e.    Terintegrasi, dan dapat digunakan sebagai feedback

Prinsip yang harus diterapkan dalam penilaian autentik adalah sebagai berikut:
a.    Penilaian autentik mengacu pada ketercapaian standar nasional (didasarkan pada indikator).
b.    Penilaian autentik harus menyeimbangkan tiga ranah. Penilaian yang dilakukan cukup member cakupan terhadap aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor) secara seimbang.

Asesemen autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013, karena penilaian/asesemen semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. Asesemen autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih autentik. Karenanya, asesemen autentik sangat relevan dengan pendekatan tematik terpadu dalam pembelajaran, khususnya jenjang sekolah dasar atau untuk mata pelajaran yang sesuai.
            Berbagai metode dan instrument, baik formal maupun nonformal digunakan dalam penilaian untuk mengumpulkan informasi. Informasi yang dikumpulkan menyangkut semua perubahan yang terjadi, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Penilaian dapat dilakukan selama pembelajaran berlangsung (penilaian proses) dan setelah pembelajaran usai dilaksanakan (penilaian hasil/produk).
-          Penilaian informal, bisa berupa komentar-komentar guru yang diberikan/diucapkan selama proses pembelajaran.
-          Penilaian proses formal, merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dirancang untuk mengidentifikasi dan merekam pengetahuan dan keterampilan peserta didik.

Asesemen autentik terdiri atas berbagai teknik penilaian. Pertama, pengukuran langsung keterampilan peserta didik yang berhubungan dengan hasil jangka panjang pendidikan, seperti kesuksesan di tempat kerja. Kedua, penilaian atas tugas-tugas yang memerlukan keterlibatan yang luas dan kinerja yang kompleks. Ketiga, analisis proses yang digunakan untuk menghasikan respons peserta didik atas perolehan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang ada.[3]
B.   jenis-jenis Penilaian Autentik
Jenis-jenis penilaian autentik terdiri atas : penilaian kinerja, evaluasi diri, esai, proyek dan portofolio.[4]
1.      Penilaian kinerja
Asesmen kinerja adalah suatu prosedur yang menggunakan berbagai bentuk tugas-tugas untuk memperoleh informasi tentang apa dan sejauhmana yang telah dilakukan dalam suatu program (Dantes, 2008). Pemantauan didasarkan pada kinerja (performance) yang ditunjukkan dalam menyelesaikan suatu tugas atau permasalahan yang diberikan. Hasil yang diperoleh merupakan suatu hasil dari unjuk kerja tersebut.
Asesmen kinerja adalah penelusuran produk dalam proses. Artinya, hasil-hasil kerja yang ditunjukkan dalam proses pelaksanaan program itu digunakan sebagai basis untuk dilakukan suatu pemantauan mengenai perkembangan dari satu pencapaian program tersebut.
Terdapat tiga komponen utama dalam asesmen kinerja, yaitu tugas kinerja (performance task), rubrik performansi (performance rubrics), dan cara penilaian (scoring guide). Tugas kinerja adalah suatu tugas yang berisi topik, standar tugas, deskripsi tugas, dan kondisi penyelesaian tugas. Rubrik performansi merupakan suatu rubrik yang berisi komponen-komponen suatu performansi ideal, dan deskriptor dari setiap komponen tersebut. Cara penilaian kinerja ada tiga, yaitu (1) holistic scoring, yaitu pemberian skor berdasarkan impresi penilai secara umum terhadap kualitas performansi; (2) analytic scoring, yaitu pemberian skor terhadap aspek-aspek yang berkontribusi terhadap suatu performansi; dan (3) primary traits scoring, yaitu pemberian skor berdasarkan beberapa unsur dominan dari suatu performansi.

2.      Evaluasi diri
Evaluasi diri adalah suatu cara untuk melihat kedalam diri sendiri. Melalui evaluasi diri peserta didik dapat melihat kelebihan maupun kekurangannya, untuk selanjutnya kekurangan ini menjadi tujuan perbaikan (improvement goal). Dengan demikian, peserta didik lebih bertanggungjawab terhadap proses dan pencapaian tujuan belajarnya (Rolheiser dan Ross, Dalam Dantes, 2008).
Rolheiser dan Ross (Dalam Dantes, 2008) mengajukan suatu model teoretik untuk menunjukkan kontribusi evaluasi diri terhadap pencapaian tujuan. Model tersebut menekankan bahwa, ketika mengevaluasi sendiri performansinya, peserta didik terdorong untuk menetapkan tujuan yang lebih tinggi (goals). Untuk itu, peserta didik harus melakukan usaha yang lebih keras (effort). Kombinasi dari goals dan effort ini menentukan prestasi (achievement); selanjutnya prestasi ini berakibat pada penilaian terhadap diri (self-judgment) melalui kontemplasi seperti pertanyaan, ‘Apakah tujuanku telah tercapai’? Akibatnya timbul reaksi (self-reaction) seperti ‘Apa yang aku rasakan dari prestasi ini?’[5]
Evaluasi diri adalah suatu unsur metakognisi yang sangat berperan dalam proses belajar. Oleh karena itu, agar evaluasi dapat berjalan dengan efektif, ada empat langkah dalam berlatih melakukan evaluasi diri, yaitu: (1) libatkan semua komponen dalam menentukan kriteria penilaian, (2) pastikan semua peserta didik tahu bagaimana caranya menggunakan kriteria tersebut untuk menilai kinerjanya, (3) berikan umpan balik pada mereka berdasarkan hasil evaluasi dirinya, dan (4) arahkan mereka untuk mengembangkan sendiri tujuan dan rencana kerja berikutnya.
Untuk langkah pertama, yaitu menentukan kriteria penilaian. Guru mengajak peserta didik bersama-sama menetapkan kriteria penilaian. Pertemuan dalam bentuk sosialisasi tujuan pembelajaran dan curah pendapat sangat tepat dilakukan. Kriteria ini dilengkapi dengan bagaimana cara mencapainya. Dengan kata lain, kriteria penilaian adalah produknya, sedangkan proses mencapai kriteria tersebut dipantau dengan menggunakan ceklis evaluasi diri. Cara mengembangkan kriteria penilaian sama dengan mengembangkan rubrik penilaian dalam asesmen kinerja. Ceklis evaluasi diri dikembangkan berdasarkan hakikat tujuan tersebut dan bagaimana mencapainya.

3.      Esai
(Tes) esai menghendaki peserta didik untuk mengorganisasikan, merumuskan, dan mengemukakan sendiri jawabannya. Ini berarti peserta didik tidak memilih jawaban, akan tetapi memberikan jawaban dengan kata-katanya sendiri secara bebas.
Tes esai dapat digolongkan menjadi dua bentuk, yaitu tes esai jawaban terbuka (extended-response) dan jawaban terbatas (restricted-response) dan hal ini tergantung pada kebebasan yang diberikan kepada peserta didik untuk mengorganisasikan atau menyusun ide-idenya dan menuliskan jawabannya. Pada tes esai bentuk jawaban terbuka atau jawaban luas, peserta didik mendemonstrasikan kecakapannya untuk: (1) menyebutkan pengetahuan faktual, (2) menilai pengetahuan faktualnya, (3) menyusun ide-idenya, dan (4) mengemukakan idenya secara logis dan koheren. Sedangkan pada tes esai jawaban terbatas atau terstruktur, peserta didik lebih dibatasi pada bentuk dan ruang lingkup jawabannya, karena secara khusus dinyatakan konteks jawaban yang harus diberikan oleh peserta didik. Esai terbuka/tak terstruktur merupakan bentuk asesmen otentik.
Tes esai memiliki potensi untuk mengukur hasil belajar pada tingkatan yang lebih tinggi atau kompleks. Butir tes esai memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menyusun, menganalisis, dan mensintesiskan ide-ide, dan peserta didik harus mengembangkan sendiri buah pikirannya serta menuliskannya dalam bentuk yang tersusun atau terorganisasi. Kelemahan esai adalah berkaitan dengan penskoran. Ketidakkonsistenan pembaca merupakan penyebab kurang objektifnya dalam memberikan skor dan terbatasnya reliabilitas tes.

4.      Penilaian proyek
Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan olehpeserta didik menurut periode / waktu  tertentu. penyelesaian tugas di maksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dengan demikian, penilaian proyek bersentuhan dengan aspek pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan, dan lain-lain.
Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik memperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan dan pengetahuannya. Karena itu, pada setiap penilaian proyek, setidaknya ada tiga hal yang memerlukan perhatian khusus dari guru, yaitu:
a.    Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.
b.    Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap, keterampilan, pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik.
c.    Orijinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilakn oleh peserta didik.

Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, dan produk proyek. Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru meliputi penyusunan rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan. Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen daftar cek, skala penilaian, atau narasi. Laporan penilaian dapat dituangkan dalam bentuk poster atau tertulis.
Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan penilaian khusus. Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan untuk menilai kualitas dan bentuk hasil akhir secara holistik dan analitik. Penilaian produk dimaksud meliputi penilaian atas kemampuan peser

ta didik menghasilkan produk. Penilaian secara analitik merujuk pada semua kriteria yang harus dipenuhi untuk menghasilkan produk tertentu. penilaian secara holistik merujuk pada apresiasi atau kesan secara keseluruhan atas produk yang dihasilkan.   
5.      Penilaian portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perseorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau informasi lain yang relevan dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dituntut oleh topik atau mata pelajaran tertentu.
Fokus penilaian portofolio adalah kumpulan karya peserta didik secara individu kelompok pada satu periode pembelajaran tertentu. penilaian tterutama dilakukan oleh guru, meski dapat juga oleh peserta didik sendiri.[6]
Melalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atas kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun atau membuat karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto , lukisan, resensi buku/literatur, laporan penelitian, sinopsis dll. Atas dasar penilaian itu, guru dan / atau peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai tuntutan pembelajaran.
Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti berikut ini:
-          Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio
-          Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat.
-          Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau dibawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.
-          Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya
-          Guru menilai portofolio pserta didik dengan kriteria tertentu.
-          Jika memungkinkan, guru bersama peserat didik membahas bersama dokumen portofolio yang dihasilkan.
-          Guru memberi umpan balik pada peserta didik atas hasil penilaian portofolio.[7]

C.  Cara menyusun dan mengembangkan alat evalusai PAK (Psikomotorik, Afektif dan Kognitif)
Prosedur penilaian
            Ada beberapa langkah yang dapat dijadikan pegangan dalam melaksanakan proses penilaian hasil belajar, yaitu:
1.      Merumuskan atau mempertegas tujuan-tujuan pengajaran. Mengingat fungsi penilaian hasil belajar adalah mengukur tercapai tidaknya tujuan pengajaran, maka perlu dilakukan upaya mempertegas tujuan pengajaran sehingga dapat memberikan arah terhadap penyusunan alat-alat penilaian.
2.      Mengkaji kembali materi pengajaran berdasarkan kurikulum dan silabus mata pelajaran. Hal ini penting mengingat isi tes atau pertanyaan penilaian berkenaan dengan bahan pengajaran yang diberikan. Penguasaan materi pengajaran sesuai dengan tujuan-tujuan pengajaran merupakan isi dan sasaran penilaian hasil belajar.
3.      Menyususn alat-alat penilaian, baik tes maupun non tes,  yang cocok digunakan dalam menilai jenis-jenis tingkah laku yang tergambar dalam tujuan pengajaran. Dalam penyusunan alat penilaian hendaknya diperhatikan kaidah-kaidah penulisan soal.
4.      Menggunakan hasil-hasil penilaian sesuai dengan tujuan penilaian tersebut,yakni untuk kepentingan pendeskripsian kemampuan siswa-siswi, kepentingan perbaikan pengajaran, kepentingan bimbingan belajar, maupun kepentingan laporan pertanggungjawaban pendidikan.
Daftar Cek (chek-list)
      Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan denagn menggunakan daftar cek (ya-tidak). Penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai. [8]
Contoh daftar ceklist untuk penilaian penguasaan rukun sholat
Nama                                 : Ziahrial Falah
Mata pelajaran                   : Fiqh
Kelas/semester                  : III (tiga)/I
Standar kompetensi          : 4. Melaksanakan shalat dengan tertib
Kompetensi dasar               : 4.2 Menampilkan keserasian gerakan dengan bacaan shalat
Indikator                           : 4.2.1Memeragakan gerakan-gerakan shalat
                                            4.2.2 Membaca lafal/bacaan dalam setiap gerakan shalat
Materi pokok                     : Shalat

No
Rukun Sholat
Kategori penilaian
baik
cukup
Kurang
1
Lafal niat



2
Sikap berdiri



3
Takbirotul ikhrom



4
Membaca surat al-fatihah



5
Ruku’ dan tuma’ninah



6
I’tidal dan tuma’ninah



7
Sujud dua kali dan tuma’ninah



8
Duduk diantara dua sujud



9
Duduk akhir



10
Membaca tasyahud akhir



11
Membaca sholawat nabi



12
Membaca salam



13
Menertibkan rukun










Penilaian Sikap
      Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang.
      Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: afektif, kognitif dan konatif. Secara umum objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah sebagai berikut:
1.      Sikap terhadap materi pelajaran
2.      Sikap terhadap guru/pengajar
3.      Sikap terhadap proses pembelajaran
4.      Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran.
Penilaian sikap dapat dilakukan dengan bebrapa cara atau teknik. Teknik-tekink tersebut antara lain : observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi. Berikut salah satu contoh dari obervasi perilaku:[9]

Contoh format penilaian sikap dalam praktek ipa
Mata pelajaran                : IPA
Kelas / semester             : III (Tiga) / I
Kompetensi dasar            : 3.1 mengenal bagian-bagian utama hewan dan                                 tumbuhan disekitar rumah dan sekolah melalui pengamatan
Indikator                         : 3.1.1 menjelaskan ciri-ciri hewan dan tumbuhan
3.1.2        menjelaskan kebutuhan hewa dan tumbuhan
Materi pokok                 : pengamatan hewan dan tumbuhan

NO
Nama
Perilaku
Nilai
Keterangan
Bekerja sama
berinisiatif
Penuh perhatian
Bekerja sistematis
1.
2.
3.
Asnia
Ratna
Prayit







 Catatan:
a.       kolom perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut
1.      = sangat kurang
2.      = kurang
3.      = sedang
4.      = baik
5.      = amat baik
b.      Nalai merupakan jumlah dari skor-skor tiap indikator perilaku
c.         Keterangan di isi dengan kriteria berikut:
1.    Nilai 18-20 berarti amat baik
2.    Nilai 14-17 berarti baik
3.    Nilai 10-13 berarti sedang
4.    Nilai 6-9 berarti kurang
5.    Nilai 0-5 berarti sangat kurang


Penilaian tertulis
Tes tertulis meruapakan dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal, peserta didik tidak selalu merespon dalam betuk menulis jawaban, tetapi  dapat juga dalam bentuk yang lain, seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar, dan lain sebagainya.
Penilaian autentik muncul dari ketidak puasan terhadaptes tertulis yang lazim di laksanakan pada era sebelumnya, penilaian tertulis atas hasil pembelajaran tetap lazim dilakukan. tes tertulis terdiri atas memilih atau mensuplai jawaban dan uraian. Pilihan benar salah, ya-tidak, menjodohkan, dan sebab akibat. [10]
Soal tes betuk pilihan ganda dapat digunakan untuk mengkur hasil belajar yang lebih kompleks dan berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.[11]
Berikut contoh format penilaian kogintif dengan bentuk esai: [12]
Mata Pelajaran                        :  Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Kelas/ Semester                       :  V / 2.
Kompetensi Dasar                   :  3.1     Mendiskripsikan Pengertian Organisasi
Indikator                                  :  3.1.1  Menjelaskan pengertian organisasi.
                                                   3.1.2   Menjelaskan pentingnya organisasi
                                                   3.1.3   Menyebutkan ciri-ciri organisasi


Tes Formatif KD3.1
1.  Mengapa manusia membutuhkan manusia lain ?
2.  Apakah yang dimaksud dengan organisasi ?
3.  Sebutkan 3 ciri organisasi ?
4.  Sebutkan 3 macam organisasi yang ada disekolahmu?
5.  Mengapa kelas bias disebut sebagai sebuah organisasi ?
6.  Apa manfaat berorganisasi ?
7.  Organisasi apakah yang paling dekat dengan kita ?
8.  Apa tujuan berorganisasi ?
9.  Siapakah yang memilih pengurus organisasi ?
10. Siapakah yang mengurus keuangan sebuah organisasi ?


IV.   KESIMPULAN
Asesemen autentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Penilaian autentik bertujuan mengevaluasi kemampuan siswa dalam konteks dunia nyata.
Jenis-jenis penilaian autentik terdiri atas : penilaian kinerja, evaluasi diri, esai, proyek dan portofolio


V.      PENUTUP
Demikianlah makalah yang kami buat, tentu saja tidak luput dari kesalahan dan kekeliruan dari makalah ini. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun dari kawan-kawan semua sangat kami harapkan. Semoga makalah ini bermanfat bagi kita. Amin



[1] http://iputusuardita.blogspot.com/2014/01/makalah-asesmen-autentik.html, di akses pada tanggal 31 oktober 2014 pukul 10:17WIB
[2] Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif berorientasi kontruktivistik, 2009, hlm 119.
[3] M. Hosnan, pendekatan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran abad 21, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2014), hal  388-392

[4] Daryanto, Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Gava Media, 2014), hal 115
[5] http://iputusuardita.blogspot.com/2014/01/makalah-asesmen-autentik.html, di akses pada tanggal 31 oktober 2014 pukul 10:17WIB
[6] Daryanto, Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Gava Media, 2014), hal 120-121




[8] Sugiar, dkk Pembelajaran Tematik, (Yogyakarta : Apis, 2009) hal 18-19
[9] Sugiar, dkk Pembelajaran Tematik, (Yogyakarta : Apis, 2009) hal 21-24

[10] M. Hosnan, pendekatan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran abad 21, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2014), hal  411
[11] Zaenal Arifin, Evaluasi pembelajaran, (Bandung: PT Remaja rosdakarya, 2009), hal  138

0 komentar:

Posting Komentar