Rabu, 19 November 2014

Teori-Teori Belajar



TEORI-TEORI BELAJAR

I.          PENDAHULUAN
Dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, penyampaian materi pelajaran kepada peserta didik tidak bisa terlepas dengan menyertakan teori-teori. Misalnya, dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan matematika. Hal itu dirasa sangat penting untuk memberikan pondasi pemahaman kepada peserta didik dalam mempelajari materi-materi pelajaran selanjutnya yang lebih mendalam atau lebih kompleks.[1]
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan. Proses perubahan tingkah laku atau proses belajar yang terjadi pada diri individu itu merupakan proses internal psikologis yang tidak dapat di ketahui secara nyata.
Oleh karena terjadinya proses belajar itu tidak dapat diketahui secara jelas maka timbulah perbedaan pendapat dikalangan para ahli psikologi, sehingga akibatnya terjadi bermacam-macam teori belajar.[2]
Dalam makalah ini, akan di bahas mengenai apa itu teori belajar dan macam-macam teori belajar.

II.      RUMUSAN MASALAH
A.  Apa pengertian teori belajar?
B.  Apa macam-macam teori belajar?


III.   PEMBAHASAN
A.    Pengertian Teori Belajar
Teori belajar dimunculkan oleh para psikologi pendidikan setelah mereka mengalami kesulitan untuk menjelaskan proses belajar secara menyeluruh. Sebagian psikolog menghaluskan kesulitan ini dengan istilah: memperjelas pengertian dan proses belajar. Apapun dalil psikolog, yang pasti bahwa teori belajar adalah alat bantu yang sistematis dalam proses belajar.
Teori-teori belajar di kalangan psikolog bersifat eksperimental. Artinya, teori-teori yang mereka kemukakan merupakan konklusi dari pengalaman mereka ketika berinteraksi dengan kegiatan belajar, baik sebagai pelajar atau pengajar. Mereka membuat proposisi-proposisi dari penelitian yang mereka geluti. Sebagai catatan, proposisi yang mereka buat merujuk pada madzhab masing-masing yang melandasi pola pikirnya. Jadi secara umum, teori adalah pendapat. Dan sekali lagi, pendapat terkait dengan latar belakang orang yang berpendapat.[3]
Menurut Wheeler, teori adalah suatu prinsip yang menerangkan sejumlah hubungan antara berbagai fakta dan meramalkan hasil-hasil baru berdasarkan fakta-fakta tersebut.
Teori belajar adalah prinsip umum atau kumpulan prinsip yang saling berhubungan dan merupakan penjelasan atas sejumlah fakta atau penemuan yang berkaitan dengan peristiwa belajar.[4]

B.     Macam-macam Teori Belajar
1.       Teori Gestalt
Menurut aliran ini jiwa manusia adalah suatu keseluruhan yang berstruktur. Suatu keseluruhan bukan terdiri dari bagian-bagian atau unsur-unsur. Unsur-unsur itu berada dalam keseluruhan menurut struktur yang telah terbentuk dan saling berinterelasi satu sama lain.
Teori psikologi gestalt sangat berpengaruh terhadap tafsiran tentang belajar. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
a.       Tingkah laku terjadi berkat interaksi antar individu dan lingkungannya.
b.      Individu berada dalam keadaan keseimbangan yang dinamis, adanya ganguan terhadap keseimbangan itu akan mendorong terjadinya tingkah laku.
c.       Belajar mengutamakan aspek pemahaman (insight) terhadap situasi problematis.
d.      Belajar menitikberatkan pada situasi sekarang, dalam situasi tersebut menemukan dirinya.
e.       Belajar dimulai dari keseluruhan dan bagian-bagian hanya bermakna dalam keseluruhan itu.[5]

2.      Teori  Behavioristik.
Teori belajar psikologi behavioristik yang dikemukakan oleh para tokoh psikologi behavioristik, sering disebut dengan “contemporary behaviorist”. Mereka berpendapat bahwa, tingkah laku manusia itu dikendalikan oleh ganjaran (reward) dan penguatan (reinforcement) dari lingkungan. Dengan demikian, dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavioral dengan stimulusnya.[6]
Teori  Behavioristik ini menekankan pada proses belajar sebagai perubahan relatif permanen pada perilaku yang dapat diamati dan timbul sebagai pengalaman.
Ada banyak teori belajar yang termasuk dalam teori behavioristic. Tiga diantaranya yang terkenal adalah:
a.      Teori Connectionism dari Thorndike
Menurut Thorndike, seluruh kegiatan belajar adalah didasarkan pada jaringan asosiasi yang dibentuk antara stimulus dan respons.
b.    Teori Classical Conditioning dari Pavlov
Hasil penelitian Pavlov adalah tentang daya diskriminasi anjing, yaitu sejauh mana anjing dapat melakukan perbedaan antara bermacam-macam stimulus. Untuk itu Pavlov Juga melakukan berbagai eksperimen hanya bedanya kali ini ia menggunakan lebih dari satu stimulus bersyarat. Hasilnya menunjukkan bahwa daya diskriminasi anjing itu maximum hanya sampai pada tiga jenis stimulus.
c.    Teori Operant Conditioning dari Skinner
Skinner lebih menekankan pada operant response (instrumental response) yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh stimulus tertentu. dinamakan Operant Conditioning karena respons bereaksi terhadap lingkungan sebagai efek yang ditimbulkan oleh reinforcer.
Menurut skinner, sebagaian besar perilaku manusia adalah berupa respons atau jenis perilaku operant. Kemungkinan modifikasi perilaku tesebut juga boleh dikatakan tak terbatas. Fokus teori ini adalah bagiamana menimbulkan, mengembangkan, dan memodifikasi perilaku operant tersebut dengan penguatan (reinforcement).  [7]
3.    Teori  Kognitif.
Teori belajar kognitif menjelaskan belajar dengan berfokus ada perubahan-perubahan proses mental internal yang digunakan dalam upaya memahami dunia eksternal. Proses tersebut digunakan mulai dari mempelajari tugas-tugas sederhana seperti mengingat nomer telepon hingga tugas-tugas yang komplek seperti memecahkan masalah matematik yang mendetail.
Menurut teori ini, tingkah laku seseorang di dasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi. Dalam situasi belajar, seseoarng terlibat langsung dalam situasi itu dan memperoleh insight dalam pemecahan masalah. Jadi kaum kognitif berpandangan, bahwa tingkah laku seseorang lebih bergantung kepada insight terhadap hubungan-hubungan yang ada di dalam suatu situasi.[8]
Dengan demikian teori-teori kognitif menekankan bahwa dalam proses belajar pembelajar aktif dalam mengembangkan pemahaman mereka sendiri tentang topik yang mereka pelajari.



Diantara teori-teori koginitf yang terkenal adalah:
a.       Teori Cognitive Field
Menurut Lewin, belajar berlangsung sebagai akibat dari perubahan dalam sturktur kognitif. Perubahan sturkut kognitif itu adalah hasil dari dua macam kekuatan, satu dari strukur medan koginisi itu sendiri yang lainnya dari kebutuhan motivasi internal individu.
b.      Teori Schema
Teori schema mengemukakan keberadaan struktur pengetahuan yang disebut dengan skema atau skemata yang memiliki dua bentuk, yaitu secara umum disebut script. Meski schemata kadang-kadang menyebabkan kita salah pengertian atau salah mengingat segala sesuatu, schemata mampu mebuat kita memecahkan masalah secara lebih baik dan sangat membantu dalam mengkategorisasi, memahami dan mengingat segala sesuatu.  
c.       Teori Pemrosesan informasi
Teori pemrosesan informasi adalah teori kognitif tentang belajar yang menggambarkan pemrosesan, penyimpanan dan perolehan pengetahuan oleh pikiran.
Menurut teori ini, belajar adalah menyangkut tentang bagaimana informasi dari lingkungan dapat disimpan dalam memori. Untuk menggambarkan proses tersebut digunakan pemodelan. Model proses penyimpanan informasi yang paling berpengaruh dalam hal ini adalah model yang dikemukakan oleh Atkinson dan Shiffrin pada tahun 1968. Model tersebut memiliki tiga komponen mayor, yaitu: penyimpanan informasi, proese koginitf, dan metakognisi.
4.    Teori  Konstrutivis.
Konstuktivisme adalah teori tentang pengetahuan dan belajar, yang menguraikan tentang apa itu “mengetahui” dan bagaimana seseorang “menjadi tau”. Konstruktivisme memandang ilmu pengetahuan bersifat non objecctive, temporer, selalu berubah. Hal ini sesuai dengan pendapat radical constructivists yang menyatakan bahwa pengetahuan itu terbentuk dalam struktur kognisi si pembelajar, bukan berada secara terpisah di luar diri si pembelajar.
Dari berbagai pandangan konstruktivis yang ada, ada dua pandangan yang mendominasi yaitu:
a.       Teori individual cognitive constuctivist
Teori ini berfokus pada konstruksi internal individu tehadap pengetahuan. Pengetahuan tidak berasal dari lingkungan sosial, akan tetapi interaksi sosial penting sebagai stimulus terjadinya konflik koginitif internal pada individu.
b.      Teori sociocultural constuctivist
Teori ini berpandangan bahwa pengetahuan berada dalam konteks sosial, karenanya ditekankan pentingnya bahasa dalam belajar yang timbul dalam situasi-situasi sosial yang berorientasi pada aktivitas.[9]

IV.   KESIMPULAN
Teori belajar adalah prinsip umum atau kumpulan prinsip yang saling berhubungan dan merupakan penjelasan atas sejumlah fakta atau penemuan yang berkaitan dengan peristiwa belajar.
Macam-macam teori belajar: teori gestalt, teori behavioristik, teori kognitif dan teori konstruktivis.

V.      PENUTUP
Demikianlah makalah Sistem Pendidikan Nasional dan Macam-macam MAPEL di MI yang kami susun. Semoga dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan kita tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Macam-macam MAPEL di MI dalam mata kuliah Perencanaan Pembelajaran. Kritik dan saran yang membangun dari pihak pembaca sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini.







[1] Purwa almaja prawira,  psikologi pendidikan, (Yogyakarta : ar-ruzz media, 2013), hal 245
[2] M. Alisuf Sabri, PSIKOLOGI PENDIDIKAN, (Jakarta : pedoman Ilmu  Jaya, 2007), hal 62

[3] Mahmud, psikologi pendidikan, (Bandung : CV Pustaka setia, 2010), hal 73
[4] Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014), hlm. 63.
[5] Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),  hal 41
[6] Haryu islamuddin,  psikolgi pendidikan, (yogyakarta: Pustaka pelajar, 2012 ), hal 63
[7] Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014), hlm  65-69.
[8] M. Dalyono psikologi pendidikan, (Jakarta: PT Rineka cipta, 2010), hal 34-35
[9] Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014),  hlm  76- 84

0 komentar:

Posting Komentar